Jumat, 15 April 2011

Perkembangan Masa Dewasa Awal

BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang berpikir dan merasa serta berkehendak, oleh karena itu manusia akan terus berkembang. Dalam masa perkembangannya, manusia akan melewati tahapan-tahapan tersendiri, yakni dari massa infant sampai masa lanjut usia dan di akhiri dengan kematian. Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang, seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang ditandai dengan pembagiannya menjadi 3 fase yaitu; masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut (usia lanjut). Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua.
Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya. Secara fisik, seorang dewasa muda (young adulthood) menampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.

  1. RUMUSAN MASALAH
Secara fisik, seorang dewasa muda (young adulthood) menampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).


BAB II
PEMBAHASAN

  1. DEWASA MUDA SEBAGAI MASA TRANSISI
1. Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lainnya.
Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja dan menikah. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata).
Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya :
  • tumbuh bulu-bulu halus
  • perubahan suara
  • menstruasi
  • kemampuan reproduksi
2. Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995).
Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (universitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya.
Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.

3. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya (dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga, yakni terpisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknya. Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa meninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja.
Namun demikian, tak sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya untuk menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga, agar dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam kegiatan pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.

  1. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN FISIK
  1. Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembang-kan diri melalui jalur karier. Kehidupan karier, sering kali menyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Hal ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi agar benar-benar mandiri dari orang tua.
Selain itu, mereka yang menikah hams rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
  1. Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established), seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-annya dengan baik, ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan ekonomi seseorang pun suram.
Namun, tak sedikit seorang individu yang belum cocok dengan pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah menikah, umumnya akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya msih pas-pasan, dengan alasan sulitnya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
  1. Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengaruhi lingkungan eksternal, seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupun memperoleh hambatan atau rintang-an dari lingkungan eksternal.
  1. ASPEK PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Ketika seseorang berumur 20-an sebelum 30-an, kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh diri. Namun, ketika sudah berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
  1. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DEWASA AWAL
  1. Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan yang sah (perkawinan resmi). Ada hubungan positif dan sangat signifikan antara tingkat kematangan kepribadian dengan pertimbangan dalam memilih pasangan hidup pada masa dewasa awal. Nilai korelasi bersifat positif menunjukkan semakin tinggi kematangan kepribadian, maka akan semakin matang pula pertimbangan dalam memilih pasangan hidup pada masa dewasa awal.
  1. Membina Kehidupan Rumah Tangga
Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum). Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru.
  1. Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik.
  1. Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang berlaku.


BAB III
KESIMPULAN

Setelah melewati masa kanak-kanak dan remaja, akhirnya individu memasuki masa dewasa dini, yakni masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja. Masa ini adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya dari orang tua dan mulai belajar madiri karena ia sudah mempunyai peran dan tugas-tugasnya yang baru.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini jika tidak dioptimalkan dengan baik akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di masa yang akan datang. Perkembangan fisik, emosional, kognitif dan sosial pada masa ini juga sangat berpengaruh bagi tiap individu. Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya.
Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
Pada masa dewasa dini ini, orang tua atau orang-orang terdekat dari individu yang sedang dalam masa dewasa dini selain memperhatikan perkembangan kognitif (dalam arti jenjang sekolah) juga tidak kala penting jika memperhatikan perkembangan sosialnya. Karena pada masa dewasa dini perkembangan sosiallah yang menjadi persiapan untuk memasuki masa selanjutnya.

Perkembangan Masa Bayi

PERKEMBANGAN MASA BAYI

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Makhluk itu memiliki koordinasi motorik yang buruk dan hanya dengan susah payah barulah ia mampu menggerakkan badannya. Perilaku umumnya tampak tidak terorganisasi dan walaupun ia menangis ketika ia tidak merasa nyaman, iapun ternyata menggunakan sedikit bunyi lain. Ia tidur hampir sepanjang waktu, kira – kira 16 hingga 17 jam sehari. Anda bertanya – tanya tentang makhluk ini dan ingin mengetahui lebih banyak tentang apa yang ia lakukan. Anda berpikir dalam diri anda sendiri, “Aku khawatir kalau ia dapat melihat. Bagaimana aku dapat mengetahuinya?”

Bila Anda bertanya – tanya apa gerangan makhluk di atas, maka iniah jawabannya: Mahluk yang Anda telah baca itu ialah bayi manusia, dan peran yang Anda mainan adalah peran seorang peneliti pertumbuhan bayi (developmentmentasist) yang tertarik dalam penemuan tehnik untuk mempeajari persepsi visual bayi.

Perumusan Masalah
  • Bagaimana tahapan perkembangan masa bayi berlangsung?
  • Bagaimana peross masa bayi itu sendiri dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya?
  • Apa saja aspek-aspek perkembangan masa bayi?
  • Bagaimana pengaruh pengalaman masa bayi terhadap perkembangan bayi selanjutnya?

Tujuan
  • Untuk memahami perkembangan masa bayi,
  • Untuk mengetahui faktor-faktor  yang mempengaruhi perkembangan masa bayi,
  • Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek perkembangan masa bayi,
  • Efek pengalanan masa bayi terhadap perkembangan selanjutnya.

BAB 2
PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada masa bayi
  • Refleks
Bagaimanaikah sesungguhnya refleks pada masa bayi itu. Bayi tidak lagi dipandang sebagai organisme yang pasif, yang tidak dapat berbuat apapun. Bayi – bayi yang baru lahir memang terbatas secara fisik. Namun, refleks – gerakan otomatis – membantu perilaku bayi yang baru lahir itu. Misalnya, menghisap. Bagi bayi menghisap adalah suatu metode yang penting untuk memperoleh gizi dan suatu kegiatan yang menyenangkan.

  • Pola cephalocaudal dan proximodistal
Pola cephalocaudal adalah pertumbuhan dari atas ke bawah, pola proximodistal adalah petumbuhan dari pusat keluar.
a. Cephalocaudal atau head to tail direction ( dari arah kepala kemudian kekaki).
Misal : Mengangkat  kepala dulu kemudian dada dan ekstremitas bawah.
b. Proximadistal atau Near to far direction ( menggerakan anggota gerak yang
paling dekat dengan pusat/sumbu tengah dan yang lebih jauh dari pusat).
Misal : bahu dulu baru jari-jari
  • Tinggi dan Berat
Rata – rata bayi yang baru lahir di Amerika panjangnya 20 inchi dan beratnya 7 ½ pon. Bayi bertumbuh sekitar 1 inchi per bulan selama tahun pertama dan bertambah berat hampir tiga kali lipat dari tahun pertama kelahiran mereka. Tingkat pertumbuhan bayi menurun pada tahun kedua.
  • Keterampilan Motorik Kasar dan Halus
Keterampilan motorik kasar meliputi kegiatan-kegiatan otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Sejumlah peristiwa penting motorik kasar terjadi pada kira – kira usia 12 hingga 13 bulan.
Keterampilan motorik harus meliputi gerakan yang lebih halus dibandingkan dengan gerak motorik kasar, dan mencakup keterampilan seperti kecekatan jari. Sejumlah peristiwa penting motorik halus terjasdi pada masa bayi, diantaranya perkembangan keterampilan meraih dan menggenggam.
  • Keadaan
Klasifikasi :
Para peneliti telah merangkaikan sistem klasifikasi yang berbeda ; salah satunya yang meliputi tujuh kategori keadaan bayi, termasuk tidur nyenyak, mengantuk, waspada dan terfokus, dan terfokus secara kaku.
Siklus tidur-bangun :
Bayi – bayi yang baru lahir biasannya tidur 16 hingga 17 jam sehari. Pada usia 4 bulan, mereka mendekati pola tidur orang dewasa. Aktivitas tidur yang terjadi pada masa bayi seringkali ditandai dengan gerakan bola mata yang tidak teratur saat mata mereka tertutup. Aktivitas ini disebut juga REM slip (rapid eyes movement) tingginya persentase tidur REM (kjira – kira setengah dari waktu tidur bayi) dapat merupakan alat rangsang tersendiri, atau dapat pula meningkatkan perkembangan otak. Sindrom kematian bayi tiba-tiba (sudden infant death syndrome) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seorang bayi berhenti bernapas dan meninggal secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.
  • Gizi
Bayi-bayi harus mengkonsumsi sekitar 50 kalori per hari, atas setiap pon berat mereka.
Konsensus yang sedang berkembang saat ini ialah meminum asi lebih baik daripada mengkonsumsi makanan botol, tetapi meningkatnya jumlah ibu-ibu pekerja berarti lebih sedikit bayi yang minum asi.
Kekurangn gizi :
Kekurangan protein yang parah dapat menyebabkan marasmus, terbuangnya jaringan penting pada tubuh bayi. Kondisi ini utamanya disebabkan oleh kekurangan asi pada masa awal perkembangan bayi.
  • Pelatihan buang air
Terlatih buang air adalah suatu keterampilan fisik motorik yang pada umumnya dicapai pada usia 3 tahun di dalam kebudayaan Amerika Utara. Akhir-akhir ini ada suatu kecenderungan untuk memulai pelatihan buang air lebih awal dibandingkan dengan di masa lalu; banyak orang tua dewasa mulai pelatihan buang air bagi anak-anak mereka yang baru belajar berjalan pada usia sekitar 20 bulan hingga 2 tahun.
Perkembangan Sensoris dan Persepsi pada Masa bayi
  • Sensasi dan Persepsi
Ketika informasi melakukan kontak dengan penerimaan sensor – mata, telinga, lidah, hidung, kulit – sensasi terjadi.
Persepsi adalah interpretasi apa yang dirasakan.
  • Persepsi Visual
Dunia visual bayi yang baru lahir :
Pernyataan William James yang mengatakan bahwa persepsi visual bayi merupakan suatu kebingungan yang luar biasa adalah tidak benar. Persepsi bayi yang baru lahir lebih maju dari yang kita pikirkan sebelumnya.
Pemahaman visual :
Penelitian Fantz – yang memperlihtkan bahwa bayi lebih senang pada pola bergaris daripada potongan benda/piringan berwarna cerah – memperlihatkan bahwa bayi yang baru lahir memiliki pemahaman visual.
Kualitas penglihatan :
Penglihatan bayi yang baru lahir kira-kira 20/600 pada bagan Snellen; pada usia 6 bulan, penglihatan meningkat hingga sekurang-kurangnya 20/100 pada skala yang sama.
Wajah manusia :
Wajah ialah suatu pola visual yang penting bagi bayi yang baru lahir. Bayi secara berangsur-angsur menguasai suatu uriutan langkah dalam mempersepsi wajah manusia.
Persepsi kedalaman :
Suatu studi klasik oleh Gibson dan Walk (1960) memperlihatkan bahwa melalui penggunaan suatu jurang visual, bayi berusia 6 bulan ternyata dapat mempersepsi kedalaman.
Pengetahuan perseptual yang inheren :
Semakin bayak jumlah peneliti, seperti Spelke, yang yakin bayi kecil memiliki pengetahuan inheren tentang bagaimana dunia persepsi bekerja.
  • Sentuhan dan Rasa Sakit
Sentuhan pada bayi yang baru lahir :
Bayi yang baru lahir benar-benar membari respon terhadap sentuhan.
Rasa sakit :
Bayi ynag baru lahir dapat merasakan sakit. Penelitian tentang sunat yang dilakukan pada bayi memperlihatkan bahwa laki-laki berusia 3 hhari mengalami rasa sakit tetapi dapat menyesuaikan diri dengan stres.
  • Penciuman dan Kecapan
Kedua indra ini ada pada bayi yang baru lahir.
  • Persepsi Intermodal
Adanya koordinasi dan integrasi informasi yang diterima indra penglihatan dan pendengaran disebut persepsi menyeluruh. Penelitian menunjukan bahwa bayi berusia 4 bulan memiliki persepsi menyeluruh. Pandangan persepsi langsung dan pandangan konstruktif adalah dua pandangan persepsi penting ynag mebuat prediksi tentang persepsi menyeluruh.
Perkembangan Kognitif Bayi
  • Teori Piaget
Tahap sensori-motorik :
Tahap ini berlangsung dari lahir hingga kira-kira usia 2 tahun dan meliputi kemajuan dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi yang ia terima melalui gerakan-gerakan fisik. Tahap ini memiliki enam subtahap: refleks sederhana, kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer, reaksi sirkuler sekunder (Reproduksi kejadian yang menarik), koordinasi reaksi sirkuler sekunder, reaksi sirkuler tersier keingintahuan akan sesuatu yang baru, dan internalisasi skema.
Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:
Periode 1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)
Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks. Ini berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur 1 bulan. Pada periode ini, tingkah laku bayi kebanyak bersifat refleks, spontan, tidak disengaja, dan tidak terbedakan. Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan dari luar yang ditanggapi secara refleks.
Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)
Pada periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasan-kebiasaan pertama. Kebiasaan dibuat dengan mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu tindakan. Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang telah dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut menghasilkan sesuatu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia mulai mengaakan diferensiasi akan macam-macam benda yang dipegangnya. Pada periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai berkembang dengan penggunaan mata dan telinga. Bayi mulai mengikuti benda yang bergerak dengan matanya. Ia juga mulai menggerakkan kepala kesumber suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama. Ini merupakan suatu tahap penting untuk menumbuhkan  konsep benda.
Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969). Tingkah laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya sendiri. Ia menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah. Pada periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali kejadian-kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada sebuah benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh Piaget, ini diartikan sebagai suatu “pengiaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Ia sudah mulai menggunakan sarana untuk mencapai suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari koordinasi skema-skema yang telah ia ketahui. Bayi mulai mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah laku yang sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membentuk konsep tentang tetapnya (permanensi) suatu benda. Dari kenyataan bahwa dari seorang bayi dapat mencari benda yang tersembunyi, tampak bahwa ini mulai mempunyaikonsep tentang ruang.
Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)
Unsur pokok pada perode ini adalah mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan cara mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak dipecahkan dengan skema yang ada, anak akan mulai mecoba-coba dengan Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna memecahkan persoalan tersebut atau dengan kata lain ia mencoba mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-benda di sekitarnya bertingkah laku dalam situasi yang baru. Menurut Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan kemampuan untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang keruangan anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-benda  secara menyeluruh bila benda-benda itu dapat dilihat secara serentak.
Periode Refresentasi (umur 18 – 24 bulan)
Periode ini adalah periode terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetap juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke intelegensi refresentatif. Secara mental, seorang anak mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju, refresentasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan objek-objek yang tersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.
Ketetapan benda :
Ketetapan benda mengacu kapada perkembangan kemampuan untuk memahami benda-benda dan peristiwa-peristiwa tetap ada walaupun bayi tidak lagi terlibat kontak dengan benda dan peristiwa itu. Piaget yakin bahwa kemampuan ini berkembang selama rangkaian keenam subtahap yang ia kemukakan,
  • Perspektif Baru Tentang Perkembangan Kognitif Pada Masa Bayi
Pada dasawarsa yang lalu, muncul suatu pamahaman baru tentang pemahaman kognitif bayi. Teori Piaget telah dikritik dari dua sudut pandang. Pertama, penelitian yang dalam dibidang perkembangan persepsi menunjukan bahwa suatu dunia persepsi yang stabil dan unik dibangun jauh lebih awal daripada yang telah dibayangkan oleh Piaget. Kedua, para peneliti baru-baru ini telah menemukan bahwa memori dan bentuk-bentuk kegiatan simbolis lain terjadi sekurang-kurangnya mulai pertengahan kedua tahun pertama.
  • Pemrosesan Informasi
Perspektif pemrosesan informasi dan perkembangn bayi :
tidak seperti Piaget, para pakar psikologi pemrosesan informasi tidak menggambarkan masa bayi sebagai suatu tahap atau serangkaian subtahap perkembangan sensoris-motorik. Sebaliknya, mereka menekankan pentingnya perkembangn kognitif seperti perhatian, memori, dan pemikiran. Para pakar psikologi pemrosesan informasi yakin bahwa bayi kecil lebih maju daripada yang dibayangkan oleh Piaget, bahwa kemampuan-kemampuan perhatian, simbolis, imitasi, dan konseptual terjadi jauh lebih awal dalam perkembangan mereka daripada yang dipikirkan oleh Piaget.
Habituasi dan dishabituasi :
Habituasi adalah penyajian yang diulang-ulang dari rangsangan yang sama, yang menyebabkan berkurangnya perhatian terhadap rangsangan tersebut. Apabila suatu rangsangan yang berbeda diberikan dan bayi memberi perhatian kepada rangsangan itu, dishabituasi terjadi. Bayi yang baru lahir dapat mengalami habituasi, tetapi habituasi semakin akut selama 3 bulan pertama masa bayi.
Memori :
Memori ialah penyimpanan informasi sepanjang waktu. Memori berkembang jauh lebih awal pada masa bayi dan lebih spesifik daripada kesimpulan yang dikemukakan  sebelumnya.
Imitasi :
Bayi dapat meniru ekspresi wajah orang lain dalam beberapa hari pertama kehidupan. Meltzoff mendemonstrasikan bahwa imitasi yang ditunda (deffered imitation)terjadi pada kira-kira usia 9 bulan, jauh lebih awal daripada yang diyakini Piaget.
  • Perbedaan-perbedaan Individual dalam Intelegensi
Sejarah :
Skala perkembangan bagi bayi berasal dari tradisi penggunaan tes IQ dengan anak-anak yang lebih tua. Skala ini kurang verbal dibandingkan dengan tes IQ. Gesell adalah salah seorang pengmbang awal tes bayi. Skala masih digunakan secara luas oleh para dokter spesialis anak; skala ini disebut dengan developmental quotient (DQ).
Skala Bayley :
Skala perkembangan yang paling luas digunakan dewasa ini, dikembangkan oleh Nancy Bayle, yang terdiri dari skala motorik, skala mental, profil perilaku bayi.
Kesimpulan tentang tes bayi dan kontinuitas dalam perkembangan mental :
Ukuran intelegenci bayi yang secara luas sebenarnya bukanlah ”peramal” yang baik intelegensi masa anak-anak. Akan tetapi, aspek-aspek khusus intelegensi bayi, seperti tugas-tugas pemrosesan informasi yang meliputi perhatian (attention), adalah ”peramal” yang lebih baik intelegensi mereka, khususnya dalam suatu bidang yang spesifik.
Perkembangan Bahasa
  • Pengertian Bahasa
Bahasa meliputi suatu sistem simbol yang kita gunakan untuk berkomunikasi satu sama lain. Sistem itu ditandai dengan penciptaan yang tidak pernah berhenti dan adanya sistem atau aturan. Sistem atau aturan itu meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
  • Pengaruh Biologis
Evolusi biologis :
Fakta bahwa evolusi biologis membentuk manusia menjadi ciptaan linguistik tidak diragukan lagi.
Katerikatan biologis :
Chomsky berpendapat bahwa manusia terikat secara biologis untuk mempelajari bahasa dan memiliki suatu alat penguasaan bahasa.
Periode penting untuk mempelajari bahasa :
Pengalaman Genie dan anak-anak lain menunjukan bahwa tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untuk belajar bahasa. Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami seumur hidup.
  • Pengaruh Perilaku dan Perkembangan
Pandangan para ahli perilaku :
Bahasa hanyalah bentuk lain dari perilaku. Para ahli perilaku yakin bahasa dipelajari khususnya melalui penguatan dan imitasi, walupun kemungkinan ini lebih merupakan usaha yang memudahkan pembelajaran bahasa daripada daripada hal mutlak diperlukan.
Pengaruh lingkungan :
Beberapa orang dewasa mengajarkan bahasa kepada bayi adalah denagn cara motherese, recasting, echoing, expanding, dan labelling. Orang tua sebaiknya berbicara dengan anak secara ekstensif, khususnya tentang apa yang sedang bayi pelajari saat itu. Pembicaraan sebaiknya mengutamakan pembicaraan langsung bukan pembicaraan mekanis.
  • Perkemebangan Bahasa
Beberapa tonggak sejarah perkembangan :
Beberapa tonggak sejarah dalam perkembangan bahasa bayi ialah mengoceh (3 hingga 6 bulan), kata pertama dipahami (6 hingga 9 bulan), pertumbuhan perbendaharaan kata yang diterima (mencapai 300 kata atau lebih pada usia 2 tahun), kata pertama diucapkan (10 hingga 15 bulan), dan pertumbuhan perbendaharaan kata yang diucapkan (mencapai 200 hingga 275 kata pada usia 2 tahun).
Holofrase, cara bicara yang bersifat telegrafis, dan panjang rata pengucapan :
Hipotesis holofrase menyatakan bahwa suatu kata tunggal sering digunakan untuk mengartikan suatu kalimat yang sempurna; ini menandai kata pertama bayi. Pada usia 18 hingga 24 bulan, bayi sering bicara dalam pengucapan 2 kata. Pembicaraan telegrafis adalah penggunaan kata-kata yang pendek dan tepat untuk berkomunikasi – ini menandai pengucapan 2 kata oleh balita.
Brown telah mengembangkan konsep panjang rata-rata pengucapan (mean lenght of utterance, MLU). Lima tahap MLU telah diidentifikasi, yaitu memberi indikator yang berharga atas kematangan berbahasa.


Proses Day Care Keluarga, Kedekatan, Ayah sebagai Pengasuh Bayi, dan Perangai
  • Proses Keluarga
Sosialisasi timbal balik :
Anak-anak bersosialisasi denagn orang tua mereka sama seperti orang tua bersosialisasi dengan anak-anak mereka. Scaffolding, sinkronisasi, dan pengaturan bersama merupakan dimensi penting sosialisasi timbal balik.
Keluarga sebagai suatu sistem :
Keluarga ialah suatu sistem yang terdiri dari individu-individu yang berinteraksi denagn subsistem yang berbeda, sebagian dyadic, sebagian lainnya polyadic. Model Blesky menggambarkan dampak langsung dan dampak tidak langsung.
  • Keterikatan
Pengertian keterikatan :
Keterikatan ialah suatu relasi antara dua orang dimana setiap orang benar-benar merasakan kehadiran orang lain dan melakukan berbagai hal untuk memastika relasi itu tetap berkelanjutan. Pada masa bayi, keterikatan banyak diasosiasikan denagn ikatan antara pengasuh dan bayi. Teori etologi Bowlsby menekankan bahwa pengasuh dan bayi secara naluriah memicu keterikatan. Keterikatan pada pengasuh meningkat kira-kira pada usia 6 hingga 7 bulan.
Perbedaan-perbedaan individual :
Ainsworth yakin bahwa perbedaan-perbedaan individual dalam keterikatan dapat dikelompokan kedalam kategori aman, menghindar, dan menolak. Ainsworth yakin bahwa bayi yang merasakan keterikatan yang aman memiliki pengasuh yang peka dan tanggap. Dalam beberapa penlitian keterikatan dengan secure attachment diasosiasikan denagn kompetensi sosial dikemudian hari pada masa kanak-kanak.
Keterikatan, perangai atau tempramen, dan dunia sosial yang lebih luas :
Beberapa developmentalis yakin bahwa terlalu banyak penekanan diberikan kepada keterikatan; mereka yakin bahwa faktor keturunan dan perangai, pada satu sisi, dan keragaman individu dan lingkungan disekitar bayi, pada sisi lain, memiliki peran yang lebih besar.
  • Ayah sebagai Pengasuh Bayi
Para ayah telah meningkatkan interaksi mereka dengan anak-anak mereka, tetapi kemampuan mereka masih tertinggal sangat jauh dibangingkan denagn para ibu, sekalipun p[ara ibu bekerja. Ayah sebetulnya dapat bertindak secara peka terhadap sinyal bayi, tetapi mereka lebih sering tidak melakukan hal ini. Pada dasarnya peran ibu dalam perkembangan adalah mengasuh. Sedangkan peran ayah adalah melakukan interaksi permainan. Pada umumnya bayi lebih senang berada dekat ibunya bila ia ada dalam situasi stres.
  • Day Care
Sifat nya :
Day care telah merupakan suatu kebutuhan dasar keluarga Amerika. Saat inijauh lebih banyak anak berada dalam perawatan day care dibandingkan dengan sekian tahun lalu.
Kualitas perawatan dan dampaknya bagi perkembangan :
Kualitas day care ternyata tidak merata. Belsky menyimpulkan bahwa kebanyakan day care tidak memadai dan bahwa pengasuhan day care yang ekstensif pada 12 bulan pertama kehidupan bayi tidaklah baik bagi bayi. Pakar lain tidak sependapat denagn Belsky. Day care masih menjadi topik yang kontroversial.
  • Perangai/tempramen
Perangai adalah gaya perilaku yang sampai saat ini dipelajari secara ekstensif. Chess dan Thomas menggambarkan tiga kelompok perangai – easy, difficult, slow to warm up. Parangai sangat dipengaruhio oleh factor-faktor biologis pada masa awal bayi walaupun selanjutnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman. Suatu hal yang penting ialah adanya kesesuaian perangai bayi denagn perangai orang tua.
Perkembangan Emosional, Perkembangan Kepribadian, dan Masalah serta Gangguan
  • Hakikat Emosi Anak-anak
pengertian emosi :
emosi ialah perasaan atau afeksi yang melibatkan suatu campuran antara gejolak fisiologis dan perilaku yang terlihat. Emosi dapat diklasifikasikan ke dalam afeksi positif dan afeksi negative.
Fungsi emosi dalam perkembangan anak :
Fungsi utama emosi adalah penyesuaian diri (adaptation) dan kelangsunagn hidup (survival), pengaturan (regulation), dan komunikasi (communication).
Afeksi dalam relasi orang tua-anak :
Emosi ialah bahasa pertama yang dikomunikasikan oleh orang tua dan bayi sebelum bayi dapat berbicara. Kemampuan berkomunikasi secara afektif antara bayi dan orang dewasa memungkinkan terkoordinasinya interaksi bayi-orang dewasa.
  • Perkembangan Emosional pada Masa Bayi
Jadwal perkembangan emosi :
Izard mengembangkan Maximally Discriminative Facial Coding System, MAX, untuk mengkodekan ekspresi emosi bayi. Berdasarkan sistem ini, minat, ketegangan, dan rasa muak/jijik muncul pada saat lahir, senyuim sosial terlihat pada usia kira-kira 4 hingga 6 minggu, kemarahan, keheranan, dan kesedihan terjadi pada kira-kira usia3 hingga 4 bulan., ketakutan pada usia 5 hingga 7 bulan, rasa malu pada usia 6 hingga 8 bulan, dan rasa hina dan bersalah pada usia 2 tahun.
Menangis :
Menangis ialah mekaniosme yang paling penting yang dimiliki oleh bayi yang baru lahir untuk berkomunikasi dengan dunia mereka. Bayi kira-kira memiliki 3 tipe tangisan: tangisan dasar, tangisan marah, tangisan rasa sakit. Kebanyakan orang tua pada umumnya dapat menjelaskan apakah suatu tangisan bayi berarti kemarahan atau rasa sakit.
Tersenyum :
Tersenyum ialah suatu perilaku afektif komunikatif yang penting oleh bayi. Dua tipe tersenyum dapat dibedakan pada bayi: refleksif dan sosial.
  • Perkembangan Kepribadian
Rasa percaya :
Erikson berpendapat bahwa tahun pertama ditandai oleh krisis rasa percaya dan tidak percaya; gagasannya tentang rasa percaya banyak persamaannya denagn konsep Ainsworth tentang keterikatan yang aman (secure attachment).
Perkembangan rasa diri sendiri dan kemandirian :
pada beberapa tahap dalam pertengahan kedua tahun kedua kehidupan, beyi mengembangkan suatu rasa dirinya sendiri. Kemandirian menjadi tema sentral pada tahun kedua kehidupan. Mahler berpendapat bahwa bayi menjauhkjan dirinya dari ibu dan kemudian mengembangkan individuasi. Erikson menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu.
  • Masalah dan Gangguan
Penganiayaan :
suatu pemahaman atas penganiayaan anak memerlukan informasi tentang pengaruh budaya, keluarga, dan peran lingkungan masyarakat. Penganiayaan seksual anak-anak saat ini diakui sebagai suatu masalah yang semakin meluas dibandingakan denagn yang diyakini sebalumnya.
Autisme :
autisme ialah suatu gangguan yang parah yang tampak pertama kali pada masa bayi. Ini meliputi ketidakmampuan berelasi denagn orang, ketidakmampuan berbicara, dan kecewa atas perubahan dalam hal-hal rutin atau pada lingkungan disekitarnya. Autisme tampaknya melibatkan beberapa bentuk disfungsi otak organik dan faktor keturunan.

Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai  dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain.
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar  maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
-        Mampu melompat dan menari
-        Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
-        Dapat menghitung jari – jarinya
-        Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
-        Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
-        Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
-        Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
-        Ketangkasan meningkat
-        Melompat tali
-        Bermain sepeda
-        Mengetahui kanan dan kiri
-        Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
-        Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
-        Mulai membaca dengan lancar
-        Cemas terhadap kegagalan
-        Peningkatan minat pada bidang spiritual
-        Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
-        Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
-        Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
-        Ketrampilan lebih individual
-        Ingin terlibat dalam sesuatu
-        Menyukai kelompok dan mode
-        Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 – 12 Tahun
-        Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh  yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak
-        Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll.
-        Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
-        Mulai tertarik dengan lawan jenis.
3. Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak  usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek  peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi – operasi, yaitu :
a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan –          hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b). Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat       dalam suatu keadaan.
c). Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
a. Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting, yaitu :
  1. Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.
  2. Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
  3. Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.
  4. Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak sebelumnya.
b. Perkembangan Pemikiran Kritis
Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif dan evaluatif.
c. Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
d. Perkembangan Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.
4. Perkembangan Psikosial
Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan  yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan – peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.
a. Perkembangan Pemahaman Diri
Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik eksternal.
c. Perkembangan Hubungan dengan Keluarga
Dalam hal ini, orang tua merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya, karena rata-rata anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
d. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak idak lagi puas bermain sendirian dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.


Links

Advertise